Di Indonesia terutama di pulau Jawa, akan anda temui puluhan museum kereta api yang bisa anda kunjungi untuk menapaki sejarah tekhnologi transportasi yang telah berkembang di Indonesia sebagai sarana angkut rakyat dan barang jaman dulu, bahkan telah berkembang baik sampai sekarang ini.
Jika anda berpergian ke kota Ambarawa, Jawa Tengah, maka ada baiknya untuk berkunjung juga di museum kereta api Ambarawa. Karena di museum kereta api Ambarawa ini termasuk museum kereta api tertua di Indonesia. Hal baik lainnya adalah, anda bisa berwisata menelusuri kota Ambarawa dan sekitarnya dengan menggunakan kereta api yang berangkat melalui museum stasiun itu juga.
Wisata kereta uap ini memiliki 2 rute yaitu relasi Ambarawa-Bedono
yang berjarak sekitar 20 km dan relasi Ambarawa-Tuntang yang berjarak 10
km pulang pergi. Saat ini rute kereta uap Ambarawa-Bedono sedang dalam
tahap renovasi dan revitalisasi jalur sehingga untuk rute ini masih
belum dapat dijalankan. Rute yang ditawarkan adalah relasi
Ambarawa-Tuntang yang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam pulang pergi.
Pagi hari, lokomotif buatan Jerman ini sudah tampak dipersiapkan.
Tumpukan kayu bakar sebagai bahan bakar sudah menggunung, uap yang
mendesis pun mulai terdengar dari suara air yang dipanaskan. Lokomotif
buatan Jerman ini telihat masih sangat gagah meski dibuat pada tahun
1902. Hebatnya lagi, hanya ada 2 lokomotif sejenis di dunia yang masih
bisa berjalan yaitu lokomotif di Ambarawa dan lokomotif di India.
Lokomotif hitam itu dirangkai dengan 3 gerbong yang juga sama
klasiknya. Gerbong dengan kursi kayu berhadapan dan tanpa jendela itu
seakan membawa aroma masa lalu. Rangkaian kereta yang menampung sekitar
70 orang penumpang itu pun bergerak perlahan menuju ke Tuntang, sebuah
stasiun kecil yang terletak di dekat Rawa Pening, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah.
Laju kereta yang tidak terlalu kencang, membuat angin sepoi-sepoi
masuk ke dalam gerbong penumpang. Lintasan di sekitar Stasiun Ambarawa
terlihat agak padat dengan rumah. Namun, saat ini area di sekitar rel
akan mulai direlokasi dan dibuat steril dari bentuk bangunan.
Tak lama kemudian, pandangan mata pun dimanjakan dengan pemandangan
alam yang menakjubkan. Hamparan sawah dilatarbelakangi dengan
bukit-bukit begitu indah. Wisatawan yang duduk di gerbong penumpang akan
merasakan sensasi bagaikan melakukan perjalanan di masa lampau.
Beberapa penumpang pun asyik duduk di belakang masinis untuk melihat
cara kerja masinis menangani lokomotif klasik ini. Perlahan-lahan
perjalanan pun semakin mendekati Rawa Pening. Ya, jalur rel ini berjalan
tepat di samping Rawa Pening, sebuah danau yang terkenal dengan legenda
Baru Klinting. Pemandangannya pun makin beragam dan makin seru!
Kereta akan berhenti di Stasiun Tuntang selama kurang lebih 20 menit
untuk memutar lokomotif ke belakang. Hal ini cukup unik karena kereta
akan menarik rangkaian gerbong namun berjalan mundur. Kesempatan ini
digunakan oleh para penumpang berfoto di dalam gerbong di Stasiun
Tuntang yang juga bergaya klasik.
Setelah diputar, kereta pun ditarik mundur kembali ke Stasiun
Ambarawa. Perjalanan yang masih ditemani jeritan peluit klasik yang
melengking ini tak memakan waktu terlalu lama hingga akhirnya sang
lokomotif membawa rangkaian kembali sampai di Stasiun Ambarawa. Sebuah
perjalanan yang mengasyikkan, seakan membawa kita memasuki lorong waktu
merasakan apa yang dulu dirasakan oleh kakek dan nenek kita
Indonesia kekurangan bloger yang memperkenalkan wisata Indonesia, saluuut ,
ReplyDeletesayangnya gambar2 nya kurang banyak ikut berceritera , keindahan rawa pening , aktivitas masinis dan juga produk eceng gondok seharus nya gambar2nya yang berceritera , apalagi kalo ada videonya . maju terus , good luck